Meninggalnya tiga orang warga Masyarakat Adat Mause Ane di Maluku Tengah, Maluku, mendapatkan respon dari Komnas HAM. Mereka meninggal diduga karena menderita kelaparan. Pemerintah merencanakan untuk merelokasi mereka ke tempat yang baru.
Menurut Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Maluku, Benediktus Sarkol, merelokasi mereka ke tempat yang baru tidak tepat, karena mereka hidupnya di hutan. "Merelokasi mereka tidak tepat karena tidak sesuai dengan kultur mereka," ujar Beni.
Relokasi, lanjut Beni, juga akan mencerabut mereka dari akar budaya, sejarah, dan tanah ulayatnya. Pendekatan yang paling tepat adalah memberikan pendampingan kepada mereka secara intensif.
Warga suku Mausu Ane, yang diperkirakan
berjumlah 170 orang, tinggal terpencar setidaknya di tiga lokasi di
pegunungan Morkelle, yaitu di bantaran Sungai Kobi, Sungai Tilupa dan
Lailaha. Mereka juga hidup berpindah-pindah dan melakoni kehidupan
berkebun dan berburu.
Beberapa laporan menyebutkan, untuk
menuju lokasi mereka tinggal, dibutuhkan perjalanan lebih dari sehari
dari kota Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah, dengan kendaraan dan
kemudian jalan kaki. (MDH)
Sumber foto: https://www.dawainusa.com/cerita-suku-mause-ane-yang-bertahan-hidup-dengan-makan-daun/