Kabar Latuharhary

Komnas HAM-KNIU Selenggarakan ToT Sekolah Ramah HAM

Komnas HAM bekerjasama dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) menyelenggarakan Training of Trainer Microteaching Metode Pendidikan HAM untuk Guru PPKN di Bogor pada 16-19 Mei 2017.

Hadir dalam pembukaan kegiatan tersebut Ketua KNIU Prof Arief Rahman dan Plt. Kabag Penyuluhan Mimin Dwi Hartono. Peserta ToT adalah sekitar 23 guru yang berasal dari berbagai SMA/K di Provinsi DKI Jakarta.

Mewakili Komnas HAM, Mimin Dwi Hartono menyampaikan apresiasinya atas kerjasama yang ke sekian kalinya dengan KNIU untuk mempromosikan dan mengimplementasikan HAM dalam pendidikan menengah. "HAM pada hakekatnya tidak hanya menyangkut proses pendidikan, namun juga harus menyentuh isi atau subtansi pendidikan itu sendiri," kata Mimin.

Sedangkan Prof. Dr. Arief Rahman, MPd selaku Ketua Harian KNIU menegaskan pentingnya guru bukan hanya memberikan materi pelajaran tentang HAM saja tetapi juga dan paling penting adalah memberikan contoh teladan pada siswa praktek HAM tersebut dalam keseharian. Ia mengajak para guru untuk mengimplementasikan HAM yang berlaku universal dalam menjalankan tugas mendidik.

Dalam microteaching, materi-materi yang diangkat oleh peserta selain HAM adalah wawasan kebangsaan, disintegrasi bangsa, tindak kekerasan di lingkungan sekolah, dan kewarganegaraan. Yang menarik dalam keseluruhan proses microteaching dimana di setiap awal praktek peserta selalu mengawalinya dengan menyanyikan lagu-lagu wajib nasional. Hal ini menjadi nilai lebih tersendiri bagi peserta yang sangat kental dengan penguasaan esensi materi PPKn yang salah satunya membangun jiwa nasionalisme.

Selain microteaching, sebagai bentuk pendalaman materi dihadirkan pula narasumber ibu Henny Supolo yang membahas tentang Pendidikan dalam Filosofi Ki Hadjar Dewantara dan Penguatan Kebhinekaan serta bapak Yayat Suryatna dengan materi Metode-metode Pendidikan HAM yang kreatif, inovatif dan menyenangkan. Pada materi ibu Henny Supolo, peserta diajak untuk melihat kembali pokok-pokok pikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan dan kebhinekaan serta pentingnya penguatan kebhinekaan dalam/melalui pendidikan. Sedangkan materi bapat Yayat Suryatna, peserta diharapkan mendapat pengalaman-pengalaman baru tentang metode pendidikan HAM yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.

Materi terakhir disampaikan oleh Prof. Dr. Arief Rahman, MPd tentang Menjadi Guru yang Efektif. Materi ini dirasa sangat penting untuk disampaikan pada guru tentang prinsip dan karakter yang harus dipahami, dimiliki dan dijalankan oleh guru sebagai pendidik.

Kegiatan kali ini kembali melibatkan perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Direktorat Pembinaan SMA dan Direktorat Pembinaan SMK sebagai observer yang berperan mengamati keseluruhan proses TOT baik pada aspek substansi materi, metode dan juga teknis TOT untuk menjadi masukan pada Komnas HAM dan KNIU sebagai pelaksana kegiatan.

Rangkaian proses TOT selama empat hari difasilitasi oleh para penyuluh Komnas HAM. (Ria/MDH)
Short link