Kabar Latuharhary

Komnas HAM Terima Kunjungan Forum Pelajar Sadar Hukum dan HAM Prov. Jabar

Latuharhary – Komnas HAM menerima kunjungan dari Forum Pelajar Sadar Hukum dan HAM Provinsi Jawa Barat di ruang pleno tengah, gedung Komnas HAM Jakarta, Kamis 7 Februari 2019.

Kepala Bidang HAM Kanwil Kumham Jabar, Hasbullah Rifai, menyampaikan bahwa kunjungan ke Komnas HAM kali ini dalam rangka menjalin kolaborasi guna mendorong peningkatan dan penyebarluasan wawasan HAM di kalangan pelajar di Provinsi Jawa Barat.

“Kami siap memberikan kontribusi pada persoalan-persoalan HAM dan kami memang mempunyai visi untuk menyebarluaskan wawasan dan pemahaman HAM khususnya di kalangan pelajar melalui pembentukan Forum Pelajar Sadar Hukum dan HAM Provinsi Jawa Barat. Kami juga siap berkolaborasi dalam program Sekolah Ramah HAM yang telah digagas Komnas HAM sejak beberapa tahun lalu,” paparnya kepada pihak Komnas HAM yang diwakili oleh Rusman Widodo selaku penyuluh yang didampingi sejumlah penyuluh lain dan pemangku jabatan struktural.

Ibu Suci dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyampaikan bahwa kedatangan pihaknya kali ini juga hendak menanyakan apakah ada program di Komnas HAM yang dapat dikolaborasikan. “Kami mempunyai program Pelajar Sadar HAM. Mungkin kami bisa berkolaborasi dengan Komnas HAM,” tukasnya.

Mewakili Komnas HAM, Rusman Widodo, merespon positif kunjungan perwakilan para pelajar yang menjadi Duta Hukum dan HAM Provinsi Jawa Barat ini. Menurutnya, tawaran yang baik ini akan dibicarakan lebih lanjut di internal dan menjanjikan akan memberikan respon dalam waktu dekat.  

“Kami memang mempunyai concern atas tindak kekerasan yang banyak terjadi di sekolah karena sekolah memang seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan tanpa tekanan. Oleh karena itu sejak beberapa tahun terakhir kami telah menginisiasi program Sekolah Ramah HAM (SRH). SRH adalah hal penting karena data sejumlah lembaga kredibel telah secara tegas menyatakan bahwa intensitas tindak kekerasan di sekolah sangatlah tinggi. Kami mengantongi data bahwa 84% anak-anak mengalami kekerasan di sekolah, bahkan UNISEF juga mengeluarkan data bahwa 1 dari 3 anak perempuan dan 1 dari 4 anak laki-laki telah mengalami tindak kekerasan di sekolah,” urainya.

Rusman juga menjelaskan kenapa program SRH sangat penting diberlakukan di sekolah-sekolah di Indonesia, karena selama ini belum ada buku-buku maupun bahan apapun yang digunakan di sekolah, mampu memberikan penjelasan tentang HAM yang seharusnya. “Penting bagi pihak Kepala Sekolah, Guru dan Siswa mempunyai pemahaman yang seharusnya tentang HAM. Perlu kami sampaikan bahwa kami tengah menuntaskan panduan-panduan terkait dan segera akan memilih sejumlah sekolah sebagai pilot project,” tukasnya.

Pada kesempatan tersebut juga dipaparkan pengalaman dari masing-masing para Duta Hukum dan HAM  yang turut hadir, salah satunya Nandi yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Pelajar Sadar Hukum dan HAM. Nandi yang kelahiran Ciamis ini mengungkapkan bahwa banyak tantangan yang harus ia alami ketika berbicara lantang tentang hukum dan HAM, terutama dari rekan-rekannya sesame pelajar. “Saat ini kami telah mempunyai perwakilan di 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat. Semoga pemahaman yang tepat tentang hukum dan HAM dapat bergulir semakin luas,” tukasnya. (ENS)

Short link