Kabar Latuharhary

Komnas HAM Terima 284 Kasus Pengaduan Sepanjang Januari 2020

Kabar Latuharhary – Terhitung sepanjang Bulan Januari 2020, Komnas HAM melalui Bagian Dukungan Pelayanan Pengaduan telah menerima 284 kasus, dimana 255 kasus di antaranya diterima melalui kantor pusat Komnas HAM di Jakarta dan 29 kasus lainnya disampaikan melalui 6 (enam) Kantor Perwakilan Komnas HAM di NAD, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku dan Papua.  

Terkait kasus-kasus yang diterima di kantor pusat Jakarta, hanya 136 kasus saja yang ditindaklanjuti baik melalui mekanisme pemantauan (92 kasus) maupun mekanisme mediasi (44 kasus). Sementara sisanya sebanyak 119 kasus tidak dapat dilanjutkan alias di-file karena belum memenuhi kualifikasi kasus pelanggaran HAM. 

Pihak Polri masih menjadi pihak yang paling banyak diadukan (56 kasus), diikuti Korporasi sebanyak 49 kasus dan Pemerintah Pusat/ Kementerian serta Pemerintah Daerah, masing-masing sebanyak 33 kasus. 

Sebagian besar kasus-kasus yang dilaporkan ini berkaitan dengan pemenuhan hak memperoleh keadilan sebanyak 67 kasus dan pemenuhan hak atas kesejahteraan sebanyak 124 kasus. Berkenaan pemenuhan hak memperoleh keadilan, tipologi kasus yang terjadi antara lain kesewenang-wenangan proses hukum di Kepolisian/ militer/ PPNS, kesewenang-wenangan proses hukum di Kejaksaan, kesewenang-wenangan proses hukum di peradilan, dan kesewenang-wenangan pemenuhan hak terhadap warga binaan/ narapidana. 

Berkaitan dengan hak atas kesejahteraan, tipologi kasus yang terjadi meliputi hak untuk mempunyai milik, hak atas kepemilikan tanah, tidak dipenuhinya syarat-syarat ketenagakerjaan, tidak dipenuhinya syarat-syarat kepegawaian, hak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak, hak atas kesehatan, dan pengabaian pemenuhan hak buruh migran. 

Sebagian besar pelapor berasal dari DKI Jakarta (55 pengadu/pelapor), Jawa Barat (39 pengadu/pelapor), Jawa Timur (28 pengadu/pelapor), dan Sumatera Utara (25 pengadu/pelapor).

Terkait lokasi kasus yang dilaporkan, Jawa Barat menempati posisi tertinggi (34 kasus), diikuti DKI Jakarta dan Jawa Timur, masing-masing 31 kasus), lalu Banteng sebanyak 13 kasus. (ENS

Short link