Kabar Latuharhary

Demo di Depan Kantor Komnas HAM, Mahasiswa dan Polisi Terlibat Saling Dorong

Latuharhary- Puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Pamulang (UNPAM) dan Advokasi Rakyat untuk Nusantara (ARUN) menggelar aksi demonstrasi menuntut Komnas HAM segera menindak lanjuti aduan mengenai banyaknya pemilih yang tidak mendapatkan formulir C6 pada pemilu serentak 17 April lalu, di depan kantor Komnas HAM, pada Senin, (20/05/19).

Aksi sebelumnya berlangsung damai. Peserta aksi meneriakkan yel-yel, orasi dan tuntutan. Massa meminta Komisioner Komnas HAM untuk turun menemui mereka dan segera memberikan kejelasan mengenai aduan yang sebelumnya sudah dilayangkan ke Komnas HAM. “Kami bukan mempermasalahkan kecurangan KPU, tapi kami mempersoalkan hak politik pemilih yang direnggut karena tidak mendapatkan formulir C6, sehingga mereka tidak bisa mencoblos,” tukas salah seorang peserta aksi.

Menurut salah seorang peserta aksi, pada tanggal 10 Mei 2019 lalu mereka sudah melayangkan surat aduan ke Komnas HAM mengenai banyaknya pemilih yang tidak mendapatkan formulir C6 sehingga tidak dapat menggunakan hak pilihnya. “Sebanyak 6,7 juta rakyat tidak bisa mencoblos karena tidak mendapatkan formulir C6, padahal mereka memiliki KTP. Sampai saat ini belum ada titik terang dari Komnas HAM. Jadi pada momen harkitnas ini kami gunakan untuk datang langsung ke Komnas HAM”, teriak salah seorang perwakilan mahasiswa.

Menurut mereka, peristiwa tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang harus segera disikapi oleh Komnas HAM, karena telah menyebabkan hilangnya hak politik rakyat. “Kami tidak akan pulang sebelum komisioner keluar”, tukasnya.

Selang beberapa saat kemudian, Koordinator Penegakan HAM Amiruddin Al Rahab, menemui peserta aksi. Menurutnya, tuntutan peserta aksi mengenai formulir C6 tidak tepat diajukan ke Komnas HAM. “Permasalahan C6 sudah selesai, kalau ada permasalahan mengenai pemilu anda bisa datang ke BAWASLU”, kata Amiruddin.

Menurut Amir, Komnas HAM sudah menyampaikan kepada KPU dan Bawaslu agar hak pilih masyarakat difasilitasi dengan baik. “Ini sudah kami lakukan jauh-jauh hari pada saat persiapan pemilu,” ungkap Amiruddin menjelaskan.

Kendati demikian, Amir menjanjikan untuk mempelajari persoalan ini terlebih dahulu. “Nanti kita pelajari dulu,” pungkasnya sambil berlalu meninggalkan massa.

Sesaat sebelum membubarkan diri, massa yang belum puas dan merasa kecewa, melampiaskan kekesalannya kepada para polisi yang berjaga. Sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dengan pihak kepolisian. (Niken/Feri/ ENS)

Short link