
“Komnas HAM dalam kerja – kerjanya sangat terkait dengan
isu SDGs dan bekerja sama dengan lembaga lain membahas isu tersebut”, demikian
sambutan dari Beka Ulung Hapsara, Komisioner Sub Komisi Pemajuan HAM yang
disampaikan dalam Workshop “Linking SDGs and Human Rights: Demographical Trend and Disability Rights” yang terselenggara atas kerjasama Komnas HAM,
The United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesa (LD FEB UI) dan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK).
Workshop yang
berlangsung pada 22 Januari 2019 di
Jakata ini bertujuan untuk meliihat pemanfaatan alat analisis (analytical tool) yang sebelumnya telah dibangun oleh Komnas HAM dan Unesco. Analitycal Tool ini dikembangkan dalam
rangka melihat keterkaitan antara Sustainable
Development Goals (SDGs) dan HAM. LD FEB UII dan PSHK meneliti keterkaitan
SDGs dan HAM khususnya pada hak – hak penyandang disabilitas dan tren
kependudukan ke depan.
Kegiatan ini
dibuka oleh Irakli Khodeli sebagai
perwakilan dari UNESCO yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa
Indonesia adalah salah satu negara yang berkomitmen melakukan SDGs pada tahun
2030, di mana dalam praktiknya SDGs ini sangat erat kaitannya dengan aspek HAM
baik secara universal, termasuk bagi kaum rentan seperti perempuan, anak dan
penyandang disabilitas. Kegiatan
ini dihadiri oleh lebih kurang 70 peserta dari berbagai perwakilan
termasuk perwakilan Pemerintah, dan
Masyarakat Sipil yang memiliki concern terhadap isu HAM,
kependudukan dan disabilitas.
Workshop ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi
pertama dipandu oleh Turro Selrits Wongkaren, Ph.D. selaku moderator dan pimpinan LD FEB UI. Sedangkan narasumber sesi pertama ini adalah
Dr. Bagus Takwin M.Hum
(Peneliti UI) dan Paksi C.K Walandauw, S.E., M.Sc (Peneliti UI) yang memaparkanhasil analisis LD FEB UI mengenai
keterkaitan SDGs dengan HAM melalui tren demografi yang berfokus pada tiga aspek
yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, karena aspek tersebut merupakan aspek
mendasar untuk terciptanya proses SDGs itu sendiri.
Sesi kedua disampaikan
oleh M. Faiz Aziz (PSHK), Fajri Nursyamsi M.H (PSHK) dan Yossa AP Nainggolan
(Indonesia institute
Center for Public Policy Research) yang dipandu oleh Nabila
(PSHK). Sesi ini menekankan pada hak dan isu
disabilitas yang memiliki keterkaitan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan
(SDGs) yang tertuang pada Goals 16.
Disampaikan juga bahwa hak disabilitas
sampai saat ini masih banyak yang belum terjamin dan terpenuhi, khususnya hak –
hak dasar para penyandang disabilitas. Bahkan terdapat temuan bahwa penyandang disabilitas kerap menjadi korban di
lingkungannya. Pentingya
pelibatan disabilitas dalam pencapaian SDGs menjadi salah satu rekomendasi dari
Workshop ini. (Mekar, Puan)
Short link