Kabar Latuharhary

Kepekaan terhadap News Peg

Kabar Latuharhary – Sub Bagian Publikasi dan Pelaporan Penyuluhan HAM menyelenggarakan Diskusi Latih Online dengan tema “Pengelolaan Konten dan Strategi Pengelolaan Isu Publik” pada Jumat (29/5/2020). Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini ialah untuk meningkatkan kapasitas staf internal dan menumbuhkan kepekaan serta keberpihakan. Demikian disampaikan oleh Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan HAM, Beka Ulung Hapsara ketika memberi kata sambutan diskusi.

“Komnas HAM merupakan Lembaga pemantau kinerja negara soal hak asasi manusia agar tetap ditegakkan, dipenuhi dan dihormati. Selain itu, tidak banyak Lembaga Negara di Indonesia yang memiliki kewenangan seperti Komnas HAM. Harapannya dengan diskusi seperti ini, tidak hanya melatih persoalan teknis. Tetapi juga membangun kepekaan, mencari sudut perspektif yang tidak banyak digali oleh orang lain,” Ucap Beka.

Narasumber kali ini wartawan Kompas, Ahmad Arif mengatakan bahwa seorang penulis harus memiliki sensitivitas dalam menentukan momentum berita, atau lebih dikenal dengan istilah news peg ketika membuat sebuah tulisan.

“Saat ini sedang ramai membicarakan tentang PSBB dan new normal, hal ini menjadi momen yang tepat untuk membicarakan atau membangun wacana mengenai isu tersebut,” ujar Arif.

Kategori konten berkualitas, lanjut Arif ialah mengandung kalimat yang efektif dan informatif, sehingga substansi yang disampaikan penulis dapat mudah dipahami oleh pembaca. Salah satu kunci dalam penulisan di website adalah menggunakan paragraf dan kalimat yang pendek, serta dapat menambahkan sub judul agar pembaca dapat beristirahat sejenak untuk melanjutkan membaca artikel.

“Apabila ingin menjadi penulis yang baik, kita juga harus menjadi pembaca yang baik,” ucap Arif

Secara umum penulisan jurnalistik terbagi menjadi dua tipe, Hard News dan Soft News. Dalam penulisan Hard News, penulis menggunakan struktur piramida terbalik (inverted pyramid) dengan bagian terpenting diletakkan pada pembuka berita atau lead. Sedangkan prinsip penulisan Soft News menggunakan double pyramid, menyampaikan suatu informasi dengan sentuhan human interest.

Ketika membuat tulisan hard news dengan struktur piramida terbalik, penulis harus memperkuat lead atau satu paragraf paling atas agar dapat merepresentasikan substasi seluruh ide dari tulisannya. Sementara itu, untuk informasi yang bersifat edukatif khususnya terkait pemahaman tentang HAM akan lebih efektif apabila disampaikan dengan gaya penulisan soft news.

“Komisioner Komnas HAM, Peneliti, staf yang bertugas untuk menulis, dan staf lainnya dapat ikut serta dalam penulisan untuk website Komnas HAM. Hasil-hasil pemantauan atau penelitian juga bisa menjadi bahan tulisan menggunakan gaya soft news, agar publik lebih aware (sadar) terhadap HAM,” kata Arif.

Selain itu, lanjut Arif dengan memperkaya visual khususnya infografis dapat menjadi salah satu cara lainnya untuk mengoptimalkan penggunaan website Komnas HAM. “Grafis membuat public tidak lelah, karena orang-orang memiliki keterbatasan waktu untuk melihat tulisan yang panjang. Infografis dan gambar-gambar menjadi sangat penting karena pesan akan terpancar lebih lama daripada tulisan yang panjang,” ujarnya.

Perlu disampaikan, Diskusi Latih Online ini turut dihadiri oleh Plt. Kepala Bagian Dukungan Penyuluhan, Rima Purnama Salim, Kepala Sub Bagian Publikasi dan Pelaporan, Liza Yolanda, Kepala Sub Bagian TUPHP, Solecha , Kepala Sub Bagian Tata Usaha Persuratan, Ahmad Nurkholis, Pengelola Media Sosial Komnas HAM, Staf Publikasi, dan Staf Humas. (Radhia/LY/RPS)
Foto 2: Milkovi/unsplash.com
Short link