Kabar Latuharhary

PODCAST RUANG TANGGAP RASA: Gender dan Jenis Kelamin, sama ga sih?

Kabar Latuharhary – Podcast tanggap rasa kembali menyapa pendengar di Tahun 2022. Mengawali tahun ini, Podcast tanggap rasa berbagi pengetahuan dengan pendengar terkait gender. Masih banyak dari pendengar yang belum mengetahui perbedaan antara gender dan jenis kelamin.

Dalam Podcast Tanggap Rasa kali ini, didatangkan penyuluh Komnas HAM Eka C. Tanlain atau Eka dan Lauvikar Alfan Chahasta atau Alfan yang akan berbagi informasi terkait gender dan jenis kelamin. Tentunya didampingi oleh host Tanggap Rasa Rebecca Amelia atau Bex dan Banu Abdillah yang akrab disapa Iben.

Setelah host menyapa pendengar, Host mempersilahkan Eka dan Alfa berbagi informasi terkait tema yang dipilih pada episode kali ini.

Alfan kemudian menjelaskan informasi terkait gender.

“Gender mencakup cara pandang seseorang dalam mengidentifikasi peran, perilaku, ekspresi, dan identitas mereka,” tutur Alfan.

Jika persepsi lawas menggambarkan sifat maskulin menempel pada laki-laki, sementara feminine pada perempuan, maka identitas gender melebur keduanya. Seseorang dapat mengekspresikan dirinya, baik dalam berperilaku mapupun berpakaian secara berbeda dengan jenis kelamin yang mereka miliki disebut ekspresi gender, lanjut Alfan.

“Seseorang yang mengidentifikasi dirinya dengan jenis kelamin yang mereka miliki sejak lahir disebur cisgender,” kata Alfan.

Alfan melanjutkan, tidak seperti jenis kelamin yang dibawa sejak lahir, gender adalah spektrum luas, orang bisa saja mengidentifikasi gendernya berbeda dengan jenis kelaminnya. contohnya ketika seseorang mengidentifikasi diri sebagai transgender, seorang laki-laki dapat memandang dirinya sebagai perempuan, ataupun sebaliknya.

“Jika jenis kelamin bersifat mutlak, maka gender dapat berubah seiring berjalannya waktu. Umumnya seseorang mulai menemukan perbedaan gender ketika remaja atau menjelang dewasa,” imbuh Alfan.

Setelah Alfan selesai menjelaskan informasi terkait gender, Eka melanjutkan penjelasan terkait Jenis kelamin.

“Jenis kelamin atau seks mengacu pada perbedaan fisik antara orang-orang yang berjenis kelamin laki-laki, perempuasn, atau interseks,” ucap Eka.

Jenis kelamin disebut juga “seks” karena ditentukan sejak lahir berdasar karakteristik anatomis dan fisiologis. Selain perbedaan alat kelamin yakni penis vagina, jenis kelamin ditentukan dari susunan hormone dan kromosom, lanjut Eka menjelaskan.

Eka melanjutkan,  perempuan saat lahir memiliki tingkat esterogen dan progesterpn lebih tinggi serta dua Salinan kromosom X. sementara laki-laki punya kadar testosterone lebih banyak dan kromosomnya terdiri dari kromosom X dan satu Y.

Namun, pada praktiknya terkadang terdapat gangguan penentu jenis kelamin, lanjut Eka lagi. Misalnya penanda kromosom yang tidak jelas. Beberapa bayi laki-laki membawa dua atau tiga kromosom X, atau bayi perempuan yang lahir dengan kromosom Y.

“Selain itu ada kasus kelahiran dengan alat kelamin atipikal karena perbedaan perkembangan alat kelamin,” tutur Eka.

Ada sebuah kondisi kelainan bawaan yang membuat seseorang dengan gabungan ciri kelamin laki-laki dan perempuan (kelamin ganda), baik secara fisik maupun genetic. Kondisi ini disebut dengan interseks. Contoh kasusnya adalah sindrom Klinefelter, tukas Eka menutup penjelasan.

Sebelum berpamitan kepada pendengar, Alfan memberikan pesan bahwa Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam. Orientasi seksual dan identitas gender merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan. Sudah menjadi tanggung jawab negara untuk menghormati dan melindungi identitas gender maupun orientasi seksual dari warga negaranya.

Podcast Ruang Tanggap Rasa merupakan platform yang dipersembahkan oleh Bidang Dukungan Penyuluhan Komnas HAM untuk menyebarluaskan wawasan HAM melalui media digital. Simak informasi terkait HAM dengan tema-tema yang menarik di Spotify Ruang Tanggap Rasa.

Penulis: Feri

Editor: Christiningsih

 

 

Short link