Kabar Latuharhary

Tingkatkan Keamanan Siber, Komnas HAM Bentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT)

Jakarta-Demi menangkal potensi serangan keamanan siber terhadap data dan informasi tentang hak asasi manusia, Komnas HAM membentuk Tim Tanggap Insiden Siber atau Computer Security Incident Response Team (KOMNAS HAM-CSIRT).


“Sebagaimana kita ketahui bahwa banyak sekali aduan di Komnas HAM yang memang harus jaga kerahasiaannya dan keamanan datanya. Oleh sebab itu, momentum hari ini menjadi sangat penting bagi kita,” ujar Sekretaris Jenderal Henry Silka Innah dalam peluncuran KOMNAS HAM-CSIRT diselenggarakan secara daring dan luring di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta, Kamis (4/5/2023).


Henry juga mengapresiasi dukungan dari Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI) untuk mewujudkan upaya pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan terhadap insiden keamanan siber di lingkungan Komnas HAM.  


Wakil Ketua Bidang Internal Komnas HAM Pramono Ubaid Tanthowi mencermati serangan siber dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap institusi. “Ketika sistem down itu banyak taruhan. Ini datanya disedot, datanya diubah-ubah. Itu tujuannya untuk menurunkan kepercayaan publik terhadap institusi. Dengan tingginya laporan pengaduan yang kita terima maka kita harus memastikan proses pengaduan tidak terganggu,” terangnya.


Ia mendorong KOMNAS HAM-CSIRT untuk terus membangun kolaborasi dengan BSSN dalam mengantisipasi serangan siber dan memperkuat keamanan siber. 


“Membuka komunikasi dengan teman-teman di BSSN untuk di satu sisi meningkatkan keamanan sistem teknologi informasi tetapi di sisi lain juga meningkatkan kapasitas tim kita untuk melakukan respons secara cepat jika terjadi serangan siber,” ucap Pramono.



Wakil Kepala BSSN RI Luki Hermawan juga mencermati potensi perkembangan teknologi memunculkan persoalan yang bersinggungan dengan permasalahan HAM. “Yakni pelanggaran privasi data pribadi seperti pencurian data atau penyebarluasan informasi pribadi atau pemalsuan, penyalahgunaan data serta kebocoran data,” terangnya. 


Tingginya tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, menurut Luki, berbanding lurus dengan risiko dan ancaman keamanan.  “Sehingga organisasi harus selalu mengantisipasi ancaman dan serangan melalui kesiapsiagaan pengelolaan insiden siber dengan pembentukan tim tanggap insiden siber,” lanjut Luki.


Ia berharap, Tim Tanggap Insiden Siber yang telah terbentuk dapat berkolaborasi dengan BSSN untuk bersinergi dalam rangka meningkatkan keamanan siber.


Rangkaian acara tersebut ditutup dengan pertukaran Cinderamata antara BSSN dengan Komnas HAM serta pemutaran Video Profil KOMNAS HAM-CSIRT.


Kepala Biro Hukum Humas dan Kerja Sama Gatot Ristanto, Kepala Biro Umum Didit Eko Setiawan, Kepala Biro Dukungan Penegakan HAM Imelda Saragih, KOMNAS HAM-CSIRT beserta jajaran unit kerja lainnya di lingkungan Sekretariat Komnas HAM turut hadir bersama Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Sulistyo, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Pusat Tjatur Pudji Handojo, beserta jajaran. (AM/IW)

Short link