Kabar Latuharhary

Pentingnya Pemahaman HAM bagi Anggota Brimob dalam Penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata

Cikeas – Dalam rangka Diklat Kemampuan Brimob, Sandrayati Moniaga, Wakil Ketua Komnas HAM bersama dengan dua orang staf Pemajuan HAM, Abiyoga dan Banu  memberikan materi HAM kepada 142 personil Brimob(27/3).  Para peserta merupakan personil Brimob yang berasal  dariSulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan anggota yang bertugas di Markas Komando Korps Brimob.

Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Pujiono, selaku moderator menjelaskan bahwa  tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan dan menyetarakan kemampuan anggota Brimob yang bertugas di daerah maupun di pusat terutama saat diterjunkan dalam penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Kegiatan yang diselenggarakan di Markas Satuan Latihan Brimob, Cikeas, Bogor  bertemakan “Perlindungan dan Penghormatan HAM dalam penegakan Hukum terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata”. Dalam paparannya mengenai Pemolisian dan HAM, Sandra menjelaskan secara utuh mengenai definisi Hak Asasi Manusia, Pelanggaran HAM, Pelanggaran HAM yang berat dan terkait dengan tugas – tugas kepolisian khususnya Brimob.

Paparan awal yang telah disampaikan memancing antusiasme peserta untuk berdiskusi. Pertanyaan peserta seputar tugas – tugas di lapangan yang memiliki risiko tinggi, risiko kontak tembak yang berpotensi membahayakan nyawa polisi. Namun juga tindakan tegas yang harus diambil anggota terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata saat dalam posisi dilematis yang dapat membahayakan nyawa warga sipil dan dirinya sehingga dapat berdampak pada tuduhan pelanggaran HAM oleh Polisi.

Merespon kondisi tersebut Sandra menyatakan, “Polisi selain bertugas menegakkan hukum namun juga menegakkan HAM, sehingga dalam menghadapi KKB mengambil tindakan tegas namun sesuai dengan prosedur, “ujarnya.  

Sebisa mungkin tindakan yang diambil bersifat melumpuhkan namun tidak mematikan. Anggota Brimob memang  seharusnya lebih sering latihan menembak, agar tidak salah tembak namun memang ada kendala sumber daya yang dihadapi.

“selain itu,perlu adanya dukungan dari Polri untuk meningkatkan frekuensi latihan menembak, ketersediaan peluru untuk latihan juga  perlu diperhatikan.” Cetusnya (abiyoga & Iben)
Short link