Kabar Latuharhary

Hari AIDS Sedunia: Stigma dan Diskriminasi

Kabar Latuharhary – Setiap 1  Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. Melalui peringatan ini, masyarakat di penjuru dunia bersatu untuk mendukung Orang-Orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) atau AIDS (ODHA). ODHIV yang rentan mengalami stigma dan diskriminasi masih terus berjuang untuk mendapatkan haknya.

Melalui Peringatan Hari AIDS Sedunia, United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) mengundang Komnas HAM sebagai lembaga pengampu HAM di Indonesia untuk menghadiri launching  Pameran 40 Tahun AIDS. Acara pameran ini diselenggarakan secara luring di Kantor UNAIDS Indonesia, Jakarta Selatan (01/12/2021).

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang didapatkan oleh setiap manusia sejak lahir. Salah satu prinsip HAM adalah setara dan nondiskriminasi. Namun, stigma dan diskriminasi yang menyasar Orang yang Hidup dengan HIV (ODHIV) membuat ODHIV seringkali mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses layanan kesehatan. Hal ini menjadi salah satu penyebab mereka kehilangan nyawa.

Hak hidup adalah hak asasi manusia. Namun apabila hal ini tidak difasilitasi dengan baik, banyak nyawa yang akan melayang. Peringatan Hari AIDS Sedunia sekaligus sebagai pengingat bagi mereka yang telah berpulang dan berjuang untuk hidup dengan HIV/AIDS.


End Inequalities, End AIDS, End pandemics atau Akhiri Ketimpangan, Akhiri AIDS, Akhiri Pandemi adalah tema global yang dipilih dalam peringatan Hari AIDS Sedunia 2021. Tahun 2021 adalah tahun ke-40 sejak kasus pertama infeksi HIV/AIDS ditemukan.

Tema tersebut sebagai pengingat bahwa masih ada ketimpangan atau ketidakadilan yang dialami oleh ODHIV/ODHA yang artinya hak mereka belum dipenuhi secara maksimal. Penyebarluasan wawasan kepada masyarakat yang masih minim juga menjadi salah satu faktor masih banyaknya kasus HIV/AIDS di dunia.

Selama masa pandemi Covid-19 ODHIV/ODHA mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan terutama obat-obatan. Stigma dan diskriminasi menjadi faktor utama hal ini terjadi. Kerjasama dari berbagai pihak baik dari lembaga negara atau OMS menjadi pendorong utama pemenuhan hak atas kesehatan bagi ODHIV/ODHA.

Penulis: Feri Lubis

Editor: Christi Ningsih

Short link